facebook google twitter instagram
  • Home
  • Penulis
    • Siapa Noniq?
    • Tentang Blog Noniq
    • F.A.Q.
    • Disclaimer
  • Kerjasama
    • Review Produk
    • Liputan Acara
    • Penulisan Konten
  • Achievement

NONIQ | A Review Blog

Hummingbird Whisperer - 
Beberapa waktu yang lalu, saya dan seluruh rekan kerja mengadakan acara makan malam bersama dengan tema menjelang akhir tahun. Pemilihan tempatnya dilakukan selama dua bulan; mana yang menunya lebih enak, lebih murah, suasananya lebih comfy dan juga aksesnya mudah dicapai oleh kami semua, mau all you can eat atau yang personal serving. Dan akhirnya setelah melewati banyak pergumulan dan debat membara dipilihlah Hummingbird di Jalan Progo ini. Yay! 

Ini kali pertama saya ke sini, tempatnya relatif mudah ditemukan, tapi harus pelan-pelan ya menjajaki sisi jalan biar ngga kebablasan, karena sepanjang Jalan Progo ini didominasi oleh restoran dan kafe semua!
Saturday, December 27, 2014 No comments

Halo! Di akhir tahun 2014 ini saya mau bercerita mengenai kondisi wajah saya setelah selama sembilan bulan (and still on-going) menjalani perawatan intensif #ceilee menggunakan krim vitacid (tretinoin - retinoic acid). Ya, memang wajah saya cenderung mudah berjerawat, berpori besar, berminyak, dan pokoknya ngga keren sama sekali. Singkat cerita, saya sampai pada titik ingin mencoba krim vitacid ini. Sekedar informasi, saya sudah tiga tahun berhenti mengunjungi dokter kulit karena tidak ingin mengalami ketergantungan terhadap obat racikan mereka (yang mungkin mengandung steroid, means, jerawat hanya dipendam di bawah kulit, bukannya dikeluarkan, sehingga kalau kita tidak pakai obat dokter lagi, jerawat alhasil akan muncul lagi), namun bruntusan di jidat ini tidak kunjung berakhir...

Wednesday, December 24, 2014 190 comments

I was crazily fall into backless thingies now, I'm addicted! Though you know, it's hard to actually wear it in this country regarding the social attentions, your bf fashion rules and of course, I never intend to burn my back during the midday. But I just can't help to immediately wear it once its finished.

Yes, actually I had this made for me, based on my personal design. We love mint a lot, as we love showing our hidden side as well. So this is what I did.


Thursday, November 13, 2014 5 comments

Tulisan ini sebagai bentuk kekecewaan saya setelah berjalan-jalan ke Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Bandung yang berlokasi di Dago Pakar beberapa waktu lalu. Dari judulnya pasti sudah bisa menebak penyebab sekaligus lakon utama dalam cerita ini, tepat: pungli – pungutan liar, calo, well, bukan hal baru di Indonesia tapi tetap selalu hot dan senantiasa menyebalkan jika dibicarakan, beberapa orang maklum dan ok-ok saja – sebenarnya karena malas untuk berdebat “Orang kayak gitu mah turutin aja daripada berantem.” Tapi sampai kapan pemerasan terselubung ini harus terjadi, hix.


Wednesday, October 29, 2014 6 comments
 

Bertempat di Jalan Natuna, tempat makan yang dinamakan Nien’s Corner ini berada di salah satu sudut Latief Inn, sebuah penginapan yang sudah berjalan selama 1,5 tahun. Mengambil posisi di sebuah tikungan, tempat makan ini (terutama hotelnya) menurut saya mudah sekali ditemukan –karena saya memang kerap melewati jalan ini. Jalan Natuna sendiri merupakan kawasan hunian yang menghubungkan dua ruas jalan utama di Bandung, Jalan Sunda dan Jalan Sumatra. Kedua jalan tersebut dipastikan sering sekali ramai! Sebaliknya dengan Jalan Natuna, situasinya nyaman, asri dan tenang. Dengan banyaknya pohon-pohon besar nan rindang di sisi jalan, ritme lalu-lalang kendaraan yang masih bisa dihitung jari, juga masih minimnya bangunan komersial ataupun warung-warung liar, daerah Natuna ini memang paling pas bagi mereka yang ingin nongkrong santai di akhir pekan, dan sudah pasti Nien’s Corner mampu menjadi tujuan utama bagi mereka para fakir ketenangan.
Wednesday, October 29, 2014 3 comments

"Partner with different profession or similar profession?"
- Finding the key for a happy relationship. -

Kedua orang tua saya berprofesi sama: pemusik. Melihat keduanya melakukan kegiatan bersama-sama; manggung bersama, berdiskusi musik bersama, memikirkan aransemen lagu bersama - saya sempat berkhayal ingin juga memiliki pasangan yang juga sama-sama pemusik. Jadilah saya dulu sering sekali ngecengin pemain musik; entah pemain gitar, pemain drum, ataupun pianis, rasanya seperti ada stereotip yang begitu melekat di benak saya: pemain musik itu keren, yah, ngga jauh beda dengan anggapan dengan anggapan: anak band itu keren!

Tapi apa daya ketika saya mendapati kekasih yang sudah tiga tahun terakhir menemani saya ini bukanlah seperti yang saya bayangkan? Bukan hanya beda profesi, tapi dunia dan latar belakang kita hampir sangat berbeda! Namun, bukan berarti itu akhir dunia, malah saya seperti tersadar, he's just all I need!



Both of my parents work together as a musician. Seeing they do activities together; jamming, discussing music, arranging a song - had made me dreaming of my future partner: I want one who does exactly the same, a musician as well. So, be it a guitar player, drummer, even a pianist, it seemed like there was a stereotype telling me that: a musician man always cool.

But reality tells me a different story: my boyfriend, whom I've been dating for three years, not only we're in a different field, our world is completely different! However, in the end, that doesn't bring me the end of the life, as far as I realize and how surprisingly I would come into a thought that: he's just all I need!

Thursday, October 23, 2014 2 comments

Having an acne-prone and oily skin type makes me tend to choose face powder rather than compact or two way cake powder for accompanying my daily activities- though, in fact I never restrict myself applying one of them once I found that my skin hasn't been so sensitive lately. But face powder always in my top priority when I have to pick among those three, using either compact or two way cake powder in a frequent way within long period often make my skin looks dull- somehow, and poor my big pores, it couldn't breathe freely knowing that I'm staying in fully air-con room every single day.
Monday, October 20, 2014 2 comments

Last July my writing about my recent Singapore's trip won a blog competition which surprised me lot! Cause I didn't even think it would touch the judges heart - yeah, as usual, long and boring sentences with bunch of pictures collection which get you tired just looking at them each. But, praise The Lord, I won the 2nd place for best writing and beside getting a fresh cash, I also receive a dress from Kumickey shop, one of the sponsor.
Wednesday, October 01, 2014 1 comments

Black and White is always the theme that makes me feel most comfortable with, but this newly altered pants is actually something I always feel odd with in the other side. I always try to wear something to cover my big hips, well, trying to challenge myself lately wearing things I hate.
Sunday, September 07, 2014 2 comments

It's funny that I just realized I should have be more active on posting outfit pictures cause lately I regret for not recording my outfit journey from the beginning. Well, I mean, tracking back 2 or 4 years ago where my wardrobe was so limited and I had to mix everything just for not getting bored toward my own reflection.



I remembered on 2010 I was into Japanese style a lot! But not that doll-style or gyaru or kawaii, I was into Japanese male outfit a lot, to look masculine but still with girly touch. Ah.. How I remembered those days I was into scarf a lot, blazer, and monotone color. But sadly I didn't take pictures :(

On 2012, I was just like others: Extremely in love with Korean style (well, probably up until now, somehow). I love SNSD's Taeyeon a lot.

Well, how about now? Though I'm not really consider myself as a fashion blogger, I do still experiment a lot. And yes, I guess it's great to post more of outfit pictures starting today. 

And I encourage you to do it too. Because you know, on the next 2-3 years, it's a personal fun to look at your transition ^^

Outfit:
Top / Blue Stripped shirt by Abercrombie & Fitch - size S (stretch)
Pants / U2 (altered)
Leather Bag / Tods
Watch / Guess
Shoes / unbranded
Belt / unbranded

See you!
Wednesday, September 03, 2014 3 comments

Tinggal di negara tropis itu ada enaknya, ada ngganya. Ngga enaknya? Kondisi temperatur udara bisa dibilang relatif stabil.. Stabil panasnya! Kita ngga pernah ngerasain gimana sih rasanya cuaca dingin dengan suhu dibawah nol. Enaknya, matahari bersinar sepanjang tahun, pas buat yang suka berjemur untuk mendapatkan kulit coklat eksotik. Nah, ngomongin tentang kulit, sudah pasti kita ataupun wanita Asia pada umumnya yang tinggal di negara tropis memiliki jenis kulit yang berbeda dibandingkan kulit mereka yang tinggal di belahan lainnya.

Selain ditentukan oleh tipe genetika, ciri-ciri kulit orang Asia biasanya: varian warna kulit putih kekuningan - coklat gelap, pori-pori lebih besar sehingga lebih rentan terhadap masalah kulit (misal; jerawat, kulit berminyak, tekstur kulit, pigmentasi dan warna tampak tidak rata), tingkat melanin lebih tinggi yang dapat  memperlambat proses penuaan, melindungi dari sinar matahari, lebih rendah terkena kanker kulit, namun cenderung lebih gelap atau menjadi lebih kuning seiring usia, kelenjar minyak lebih aktif karena iklim yang lebih hangat (sumber). 

Faktanya, kulit saya lebih kurang setipe dengan yang saya tuliskan di atas. Lalu bagaimana menemukan produk kecantikan yang mengerti kondisi kulit sekaligus mampu mendukung aktifitas sehari-hari saya yang padat? Wanita aktif gitu lhooooo, #cicuittt...

Tenang, saya sudah dapat jawabannya, sebuah produk andalan buatan Indonesia yang sesuai dengan tipe kulit tropis dan pas juga untuk wanita aktif yang ingin selalu tampil simply pretty everyday.
Living in a tropical country has either good and bad sides. Starting with the bad one; relatively stable air temperature, yes, obviously Stable heat! I even never know how it feels to live in a place with under zero temperature. The good side, the sun shines all year round, a best place for sunbathing in order to get your exotic tan skin. Well, talking about the skin, it is certain that every woman or whoever lives in tropical countries has different skin type compared to those living in other area. 

Besides the genetics play its role, Asian skin has these characteristics: yellowish white- dark brown color skin, larger pores which making it more susceptible to skin problems (eg; acne, oily skin, skin texture, pigmentation and color seem not average), higher levels of melanin that can slow the aging process, protect from sunlight and lower skin cancer, but tends to be darker or more yellow, also oil glands are more active due to the warmer climate (source). 

In fact, my skin is pretty much kinda match every trait I wrote above. Then how to find beauty products that understand the condition of the skin and also in the same time support my busy daily activities? I'm an active woman, lol.

Well, I've got the answer, a best selling products made ​​in Indonesia which fit the type of tropical skin and also aimed for active women who want to always look simply pretty everyday.


Tuesday, September 02, 2014 8 comments

Entah sudah berapa kali ayah saya selalu bercerita di sela-sela bincang makan malam kami;

"Nak, ayah sudah menjelajahi pantai-pantai di Pulau Jawa, Bali, hingga Lombok, namun tetap satu pantai yang membuat ayah jatuh hati. Pantai Bayah. Tahun 2000 ayah kesana, elok rupawan, terpencil, tersembunyi, belum ada orang yang tau... Fasilitas juga tidak ada, hanya rumah warga tapi pantainya bersih, pasirnya putih, garis pantainya panjang dan eksotik. Sayang, akses kesana masih susah, tapi jika sudah sampai kesana, pasti puas bermain ombak." 



Saya bosan mendengarnya tapi penasaran setengah mati ingin kesana, lucunya, tiap kali merencanakan, ayah selalu bilang, "Jangan, ah, jauh, lho! Aksesnya masih susah" Hingga akhirnya saya nekat juga jalan-jalan mengunjunginya beberapa waktu lalu, naik motor, demi berkenalan langsung dengan si cantik Pantai Bayah, kesayangan Ayah. Seperti apa sih rupamu?

KISAH PERJALANAN

Saya hanya berbekal GPS dan 'kata orang', tidak pakai jalur tikus, atau jalur tercepat - walaupun nyatanya sudah banyak informasi tentang pantai ini di internet dan media cetak - bukannya apa, saya hanya pengen merasakan sensasi "mencari sesuatu yang baru aja" hehehe. Dari Bandung saya dan pacar berangkat pukul 5 pagi (padahal rencananya jam 3, hahaha!). Matahari membelakangi kami sepanjang perjalanan ke Cianjur. Di Sukabumi kami berhenti sejenak untuk memeriksa kondisi motor yang tiba-tiba klaksonnya mati, perjalananpun terhenti sekitar satu jam, nyantai ajalah - kata saya, melihat wajah pacar yang mulai sebel. Berhubung kami plesirnya bertepatan dengan musim libur lebaran, maka tidak ayal lagi, kemacetan menjadi kendala (dan keseruan) kami. Yang pasti sih, kami berprinsip "Semuanya dibawa seru ajah!" - jadi kalau macet ya, dinikmati - kami berhenti dulu untuk makan bekal di pinggiran jalan (atau ke rumah makan Padang terdekat), kalau saya masuk angin-mual di jalan ya dinikmati - berhenti dulu untuk menghirup udara segar, pokoknya ngga boleh ada momen bersungut-sungut. Soalnya kami hanya berdua, kalau yang satu bete maka bisa menghancurkan liburan.

Perjalanan ini melewati jalur Teluk Pelabuhan Ratu, wah, kebetulan donk, saya juga belum pernah seumur-umur kesini. Berhubung sepanjang jalan juga macet tak terkendali, pak polisi juga bingung gimana ngaturnya, semua kendaraan juga tidak mau ngalah, ya wes, kamipun main ombak sejenak di pantai - masuknya gratis juga! Hanya modal beli es kelapa, hihihi...




Wuih! Ramai sekali di Pantai Pelabuhan Ratu, banyak pengunjung disini turut bermain ombak, mulai dari anak kecil hingga dewasa, ngga peduli masih pakai baju lengkap atau hanya baju dalam (ngga ada yang pakai bikini! Hahaha), yang penting basah-basahan! Suara teriak riang dan gelak tawa terdengar di setiap penjuru, anak-anak berlari mengejar ombak, yang ABG pura-pura menanti ombak, saya...? Cuma cuci kaki aja, hahaha.. Soalnya ngga mau terlalu basah, lha wong perjalanan masih jauh...

Perjalananpun berlanjut lagi, macet sudah berhasil kami lewati dan kami mulai memasuki sisi kiri-kanan jalan yang hanya dikelilingi bukit dan pohon-pohon, terkadang ada celah-celah dimana kami bisa melihat laut, jalanan berupa tanjakan dan turunan tajam - cukup mengocok perut.

Kira-kira dua jam dari Pelabuhan Ratu kami sudah memasuki area wisata Pantai Bayah, di Desa Sawarna. Ciyehhh... Sampai juga... Tapi perjuangan belum berakhir! Ternyata pengunjung Pantai Bayah bukan saya saja... Lautan manusia mengendarai motor tumpah ruah di pintu masuk. Eng ing eng...

Indonesian loves beach, a lot! Saya berusaha menyingkirkan kekesalan saya "kok pada kesini sih," dengan perasaan syukur: Terima kasih Tuhan, Engkau sudah memberkahi Indonesia dengan banyak sekali pantai untuk kami bisa menikmati keindahannya sehingga di masa liburan begini, kami ngga harus jauh-jauh ke luar negeri, hihihi... 

So, ya sudah, mari kita nikmati pantai ini bersama!

PASIR PUTIH


Karena kemacetan di pintu masuk pantai, saya terpaksa baru bisa memasuki wilayah pantai (dengan menyeberangi jembatan kecil di atas sungai) pada keesokan harinya pukul 6 pagi. Itupun kami masih harus kembali mengantri dengan beberapa pengunjung lain yang sama-sama seide dengan kami "Mungkin pagi hari sudah tidak macet...." Nyatanya tetap macet. Menyusuri perumahan warga, sawah-sawah dan pepohonan hijau yang menyegarkan mata.

Duhai Sawarna, kau bukanlah surga tersembunyi lagi...


Lihatlah betapa banyak manusia disini. Saya antara berdecak kagum karena keindahan pantai Pasir Putih ini, tapi sekaligus merasa iri karena pantai ini bukan milik saya sendiri. Ombak menggulung dengan gagahnya, menantang para pengunjung merasakan deburan airnya. Beberapa orang memilih menikmati pemandangan pagi hari di sini, ada juga yang baru keluar dari tenda tempat dia berkemah, ada juga yang sedang asyik menikmati sarapan nasi uduk di warung-warung dadakan.

TANJUNG LAYAR


Pantai Tanjung Layar berada di sisi lain Pantai Pasir Putih, ada dua batu karang besar yang bisa kita capai tanpa harus berenang, paling-paling kedalamannya sampai selutut, namun tetap hati-hati karena dasar merupakan batu-batu karang yang licin dan pasir-pasir yang lembek. 

Tanjung Layar - hanya selutut airnya. Hati-hati!
Di tempat ini saya menikmati sekali menantang ombak yang menerpa, tidak perlu takut karena pagar-pagar karang akan duluan menghadang ombak yang besar, jadi kita tinggal terkena cipratannya saja. Super fun! Sayang saya tidak bisa bawa baju ganti banyak, jadinya tidak bebas berlama-lama main air, hehehe...

Sudah lihat video saya belum di awal tulisan? Di sana ada cerita saya lagi main ombak, lho... #pamer.

Menantang ombak di Tanjung Layar
LEGON PARI


Pantai Legon Pari ini lebih tersembunyi lagi tempatnya, kami harus melintasi hutan, jalan berbatu dan semak-semak demi mencapai pantai ini. Kasihan motor kami, tapi memang jaraknya jauh dan jalanannya sungguh naik turun, dijamin capek jalan kaki! Tapi buat yang ingin sih ngga papa, kebetulan kemarinan kami diburu waktu jadi mau ngga mau harus pakai jalur alternatif yang bisa dibilang liar - saran: bawalah motor untuk offroad, bukan motor matic kayak saya! Hahaha!

Namun, kapan sih pemandangan tropis Indonesia mengecewakan?

Selama perjalanan di jalan setapak itu, kami disuguhkan dengan pemandangan alam yang asri, hijau dan sungguh indah. Rasanya rela untuk membiarkan kondisi Sawarna begini-begini saja, jangan ada pembangunan, jangan ada modernisasi, karena alam ini akan selalu kami rindukan... Jalan berbatu, semak berduri, biarlah itu menjadi cerita tersendiri dalam menemukan surga di Sawarna, jangan diaspal, jangan diratakan..


Karena perjalanan dan petualangan yang harus kami tempuh sungguh sepadan dengan keindahan yang kami temui. Pantai Legon Pari yang memukau, jernih dan tidak kalah dengan pantai pribadi yang ada di luar negeri. 


Rasanya saya mau foto pre-wedding di sini, hahahaha!

Ciyehhhh....
 Sejauh ini favorit saya di Wisata Sawarna ya, Pantai Legon Pari ini...



SAWARNA 'TUK MASA DEPAN


Sudah bukan rahasia lagi, Indonesia memiliki banyak sekali pantai dan semuanya merupakan aset wisata yang patut untuk kita lestarikan. Sayapun akhirnya membawa cerita perjalanan saya ke Pantai Bayah ini pada ayah saya, saya bilang,

"Sekarang Pantai Bayah sudah penuh, yah, sudah banyak pengunjung, fasilitas penginapan, rumah makan sudah banyak, beda dengan 10 tahun lalu, namun tetap sih aksesnya masih susah.. Juga disayangkan para pengunjungnya tidak diatur untuk menjaga kebersihannya,"

Yes! Ini yang paling penting. Please, saya rasa bukan saya saja yang demen jalan-jalan ke pantai, bukan saya saja yang selalu rindu ke pantai, jadi, saya selalu berusaha menjaga lingkungan yang saya datangi dengan menjaganya tetap bersih, dan seharusnya orang-orang yang tinggal di sana beserta pengunjungnya juga bisa menjaga lingkungannya dengan baik.

Pemandangan menyedihkan yang sempat saya perhatikan adalah; mentang-mentang pantai Bayah sekarang banyak pengunjungnya, para pedagang, penjual - pada berlomba-lomba mencari konsumen, mencari untung tapi tidak melihat dampaknya. Bekas sisa-sisa makanan yang dijual dibuang begitu saja di atas pasir, bungkus-bungkus makanan, plastik dan lainnya. Miris.

Naik Perahu di Desa Sawarna
Harapan saya: semoga pantai Indonesia bisa menjadi salah satu daya tarik dunia sebagai tempat wisata paling ok! Tentunya dimulai dari kita donk yang giat mempromosikannya, bagaimana kita bisa mempromosikan keindahannya kalau kita sendiri tidak turut andil  menjaganya.

Sebelum ditutup, saya juga mau berbagi tips jalan-jalan naik motor (untuk trip +/- 6 jam) ahhhhh.....
1. Selalu pastikan kondisi motor dalam keadaan baik!
2. Pastikan kondisi badan juga sehat, pakai baju tebal yang melindungi kita dari debu, panas, dan cuaca dingin serta angin kencang. Pakai masker juga + helm fullface lebih bagus.
3. Banyak minum air putih selama di perjalanan, jangan khawatir masalah buang air; bisa di pom bensin atau mampir ke rumah makan sekedar beli teh panas.. Atau kalau kebelet ya di semak-semak. Hoho...
4. Bawa bekal biar ngirit (saya pelit sih).
5. Bawa kebutuhan secukupnya (baju ganti, perlengkapan P3K wajib, pakaian dalam - wajib kalau ke pantai, jas hujan, sandal, dsb).
6. Selama di perjalanan, jangan makan yang aneh-aneh, untuk menghindari mual-mual, tapi jangan sampai perut kosong juga.

Happy Weekend! Ada Rencana Jalan-jalan ke Pantai?

Friday, August 29, 2014 39 comments
Hotel Bath Products
So, I have this kind of hobby: Getting all of bathing products from every hotel where I (or my family or friend) have stayed. I never think it's a disgrace attitude or a matter of stealing, since, yes, we've paid for one or two nights and it means I have the rights to (ab)use everything provided (unless it's stated: additional charge). I'm a bad girl, yes.

Actually I just love to collect the bottle, additional point is when you're staying at 4-5 stars hotel, they really do use branded products for their bathing collections (and it's worth to use!)-you'll see my L'Occitane products there, below!

So, I have this moment, at the airport on my way back from Singapore last time. Since I only brought my backpack, all of my skin care products were also included there: lotion (in full size), soft-lens water (in one bottle, still 90%), perfume, and ... Hotel bathing products while I was in Festive Hotel, containing almost 90%!
Bye bye! Resort World Sentosa Hand Wash Bottle.
And, how come I forgot the immigration rule which limits us to bring liquid inside our carry bag/handbag. And I didn't even think to keep the bottle and let go the liquid, gosh! I had to see them got thrown easily by the officer. My heart was broken!

Some friends/visitors might think I was an idiot to steal take hotel products, but it's a bliss!

My beloved L'Occitane Hotel Bathing Products
It's a genetic however. My grandfather was the one who taught me this, lol! Now my mom loves to do this things (and even some of my aunts have this hobby). And here I am, even my bf supports me (I don't know whether he just wants to make me happy) -whenever he has a business-trip, he always brings me bathing products from every hotel he'd stayed. LOL!

This just fun :) What do you think?
Thursday, August 28, 2014 14 comments

I've been crazily in love with boots since 6 yo, well, pretty late if you compare it with kids these days. They're already wearing boots since less than a year. But to know that not many people choosing boots when living in tropical country, you may realize why it was hard for boots existed back then, unless you do some stage performances where I didn't.

But now, yes, I perform a lot, though some local performances. Haha, so I can freely wear my boots, and specially with that new Salvatore Ferragamo one on the picture above which I just own.

A Petite tries to wear knee-length boot. Lol.
Of course petite like me can wear knee-length boots without looking even shorter, my tricks are wearing stretch legging/jegging and top which isn't longer than half of your thigh.

What do you think?
Wednesday, July 23, 2014 12 comments

Jika beberapa waktu lalu saya sempat review beberapa tempat di Singapura yang telah saya sambangi selama liburan tersebut, tulisan kali ini akan membahas detail lengkapnya kisah liburan saya selama tiga hari dua malam berada di sana! Mau tau? Mau donk, ah! Tapi tentunya saya mau minta izin dulu jika beberapa kalimat di tulisan ini agak.. sedikit... congkak, aghk, boleh ya? Namanya juga liburan gratis, cicuiw...
Mrs. Author is ready to fly
Perjalanan ke Singapura ini tidak saya lakukan sendirian, tapi bersama 10 orang lain yang kesemuanya merupakan blogger! Dan hebatnya, mereka semua merupakan blogger aktif yang terkenal, membuat saya jadi merasa cupu banget. Yang pertama tentu blogger Adam dan Susan dari Pergi Dulu, yang merupakan penyalur berkat buat saya bisa ke Singapura, mereka adalah travel-blogger yang sudah terkenal sekali. Lalu ada Adis, penggemar backpacker penulis blog whateverbackpacker yang selalu pede kemana-mana pake sendal jepit. Dalam perjalanan ini Adis ditemani oleh Fahmy, admin online shop tasnya. Lalu ada Mbok Venus, ya traveler juga dan walaupun dikata ibu-ibu (punya anak pula), masih excited banget kalo diajak diving! Mbok Venus ini ditemani oleh Astri, seorang blogger yang juga bekerja di digital media marketing (dunia buzzer gitulah). Lalu ada Roy Saputra blogger sekaligus penulis, filmnya yang berjudul Luntang-Lantung juga baru tayang di bioskop. Roy ini ditemani blogger cewe mungil nan cantik, Sarah, yang ngga lain adalah pacarnya juga, so sweet banget! 

Walaupun awalnya saya sudah dikirimi jadwal acara, hotel dan penjelasan lainnya. Tapi tetap saja saya deg-degan... Apalagi ini perjalanan pertama saya seorang diri. No mommy, no daddy, no boyfriend! Pergi bersama sekelompok orang yang tidak pernah saya jumpai sebelumnya. Perasaan saya bercampur aduk antara this gonna be super fun dan is this for real? Are you serious?
Entering Singapore, from my plane.
Jumat, 9 Mei 2014
Hello Changi

This is Changi
Rencananya sih saya akan berangkat dari Bandung bersama Adam dan Susan, duo blogger favorit saya, tapi jadwal berubah ketika ternyata mereka masih ada acara plesir muterin Medan, jadilah mereka berangkat dari sana. Dan sayapun berangkat dari bandara Husein Sastranegara, Bandung, bersama Adis, Fahmy, dan mbak Astri. In fact, ayalah yang paling akhir nyampe di bandara, hahaha, biasalah, namanya juga pertama kali jadi sempat agak heboh dulu di rumah.

Sesampai di bandara, udah lari-lari, ngos-ngosan, mana ngantri dulu di ATM #cieh, ternyata pesawatnya mengalami keterlambatan, donk! Alias delay. Well, no time for sulking, kami berempat tetap dengan sabar menanti sembari duduk manis di salah satu coffee lounge-nya. Di antara kami berempat, si Adis ini yang paling rajin jeprat-jepret foto dengan kamera Samsungnya plus tongsis, tapi... Sampai sekarang: where are those pics!!! Asyiknya, dari pembicaraan singkat ini, saya jadi tambah pengetahuan seputar blogger-blogger tersohor di Indonesia juga buzzer-buzzer bertarif mahal yang bikin saya ngiler; mungkinkah saya bisa menjadi seperti mereka?

Sampai akhirnya 90 menit berlalu, pesawat kamipun akhirnya tiba, well then, saatnya terbang!

Took a fox candy from the immigration post
Akhirnya tepat pukul 3 sore waktu setempat kami mendarat di bandara Changi, Singapura. Woaahhhh, saya langsung bisik-bisik ke mbak Astri:
"Mbak, nanti boleh donk kita saling motretin, ini kali pertama saya, hihihi," 
dan pucuk dicinta ulam tiba, Mbak Astri said yes! Puji Tuhan.

Saya masih terbelalak melihat pesona bandara di Changi, eh si Adis ini malah udah buru-buru ingin segera keluar dari bandara, emang sih, kami sudah terlambat dua jam dari jadwal yang direncanakan, tapi kan that wasn't our fault, jadilah saya (dan mbak Astri) ngga terlalu banyak bernarsis-ria di sono, hahaha #ndeso. Apalagi ketika pemandu yang bertugas menjemput kami ternyata sudah lebih dulu menanti kami, dengan ekspresi yang...Where have you been?! Kamipun segera naik mobil minibus yang tidak kalah nyaman, empuk, dan dingin dibanding kursi bioskop premiere.


Mobil yang kami tumpangi dengan lancar melintasi  Keppel Rd hingga Sentosa Gateway, sampai akhirnya kami tiba di Resorts World Sentosa. Sambil menahan mulut supaya tidak menganga, saya menikmati bangunan-bangunan hasil perpaduan gaya art-deco dan modern yang dibalut dengan warna-warna menyala. Menelusuri jalan yang dikelilingi bunga-bunga cantik nan segar, kamipun memasuki areal salah satu hotel yaitu...


Entering Sentosa
Festive Hotel. For Me! All Alone

Reception desk at Festive Hotel
Baik Facade dan dekorasi interior bangunan hotel ini benar-benar penuh warna, kami sebagai pengunjung yang ceritanya sudah lelah melakukan perjalanan seakan diberi suntikan semangat melalui desain dan aksen-aksen cerahnya. Apalagi memasuki halaman depannya saja kami sudah disuguhkan berbagai jenis lukisan abstrak yang menggambarkan RSW ini, terutama yang tepat berada di belakang meja penerima tamunya. Kalau saja saya tidak harus buru-buru check in demi mengejar ketinggalan jadwal, saya niat tuh mempelajari setiap detail lukisannya. Masalahnya adalah, para blogger lain yang sudah duluan tiba sudah melaksanakan kegiatan sesuai jadwal acara, sehingga no time for relaxing!


My room
Alhasil saya harus menyimpan napsu untuk menikmati kamar ini seorang diri. Yes, all alone, all by myself! Ya iyalah, yang biasanya kalau ke hotel harus share sama mama-papa atau teman-teman. Kali ini saya disini sendirian. Hihihi...

Universal Studio Singapore (USS)

This coaster hasn't operated for almost a year...
Dikejar-kejar jadwal yang begitu padat, tidak butuh waktu lama untuk saya segera kembali ke ruangan lobby, karena Mbak Anggi yang menjadi pemandu kami dari RSW sudah menanti - sembari membawa oleh-oleh sandwich tuna dan jus apel buat kami. Ya iyalah, kami belum makan sejak dari bandara Bandung, dan surprisenya adalah ketika mbak Anggi bilang:
"Ok, cepet abisin makannya, ya, karena kalian harus segera ke Universal Studio Singapore (USS),"

WHAT?!

Kebayang ngga sih, waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, dan umumnya kan orang main di USS dari pagi hingga sore (karena tutupnya sekitar jam 6 sore), lah kami ditantang (baca: harus) mencoba seluruh wahana di USS hanya dalam kurun waktu dua jam (mana belum ngantrinya)! Gyaaa~~ saya udah panik ngga jelas, because it sounded so impossible! Sebenarnya Mbak Anggi maklum akan terbatasnya waktu kami di USS gegara penerbangan yang terlambat, but show must go on kan? Jadilah kami dihadang dengan pilihan take it or leave it. Namun sebelum saya berpikir dua kali, Mbak Anggi mengeluarkan dua potongan kertas masing-masing untuk kami, yaitu: tiket USS dan... Tiket VIP USS - yang artinya uda jelaslah, kami ngga perlu mikir urusan ngantri kalo gini. 

We take it, baby!!

Akhirnya sembari ngunyah potongan sandwich yang tersisa, saya, Adis dan Fahmy segera berlari-lari dari koridor hotel menuju USS, yang... Sebenernya jauh juga, hahaha #manja (Mbak Astri jadwalnya kudu langsung ke S.E.A. Aquarium gitu kalo ngga salah).

"Kalian mau kemana? Gue pengen langsung ke mainan yang ekstrim nih" Kata Adis seketika kami memasuki USS. Saya dan Fahmy hanya berpandangan, secara bagi kami berdua ini kan yang pertama kali, Adis mah udah bolak-balik. Ya wes, kita ngikut aja. Hahaha.

1) TRANSFORMERS The Ride: The Ultimate 3D Battle at Sci-fi City
Wahana yang pertama kita kunjungi adalah transformers, asyik banget deh ngerasain tiket VIP ini, dimana pengunjung lain harus sibuk ngantri kami langsung melesat ke barisan terdepan dan sudah dengan nyamannya duduk di salah satu kereta yang didesain bak seolah tumpangan futuristik. Oya, transformers ini semacam petualangan 3D gitu, dimana kita akan dibawa berpetualang dari sudut pandang si Transformers (ga tau deh dari sudut pandangnya Optimus Prime atau BumbleBees, information please). Asli seru banget dan menegangkan! Apalagi buat saya yang barusan makan sandwich tuna. A bad choice without regret sebenernya, hahaha. Usai menikmati Transformers, kamipun segera berlari-lari menuju wahana...


Meeting Transformers at the Sci-fi City
2) Revenge of the Mummy at Ancient Egypt
Di sini pengunjung tidak diperkenankan membawa tas, sehingga harus disimpan dulu di loker digital yang disediakan. Wanna know why? Karena ternyata permainan ini lebih memusingkan ketimbang Transformers! Sama sih, kita akan naik kereta berjalan sembari diiringi cerita The Mummy, tapi ternyata kereta The Mummy ini merupakan super-speed coaster! Serius! Kecepatannya tiba-tiba melesat kenceng banget!!! Abis gitu yang bikin pengen ngamuk, tiba-tiba kereta seenaknya mundur-maju-mundur-maju dengan kecepatan yang ngga kalah menyebalkan, hahaha. Kebayang ngga sih, ini sandwich tuna di perut teriak-teriak pengen loncat lagi! Seriously! Tapi ucapan syukur saya naikkan ketika semuanya berakhir, hahaha... Ternyata seru juga, hihihi #katrok. Next, sekedar untuk mengamankan kondisi perut, kamipun mengarah ke...


Ancient Egypt!
3) Shrek 4-D Adventure at Far Far Away
Nah, permainan yang ini agak menyenangkan, ngga terlalu gelap-gelapan, walaupun sebelum memasuki ruangan theatrenya kami (dengan terpaksa) masih harus disuguhi kisah Shrek di sebuah ruangan yang terlihat seperti penjara kastil, hahaha. Tapi aslinya, wahana yang ini pas untuk siapa saja, tidak perlu khawatir sakit perut, malahan kudu bawa jaket, karena lumayan dingin di sini. Apalagi pas kebetulan waktu itu tidak terlalu banyak pengunjung yang memasuki wahana ini, jadi ruangan theatrenya agak kosong.


Far, Far and Away~
5) Canopy Flyer at The Lost World
Lanjut lagi (ini si Adis, jalannya udah kayak yang dikejar Mummy, kenceng bener! Alhasil demi ngejar kecepatannya dia, sambil motret + video, hasilnya pada nge-blur semua. Mungkin kudu beli kamera baru juga sih, hahaha #modus.), kamipun menuju area The Lost World untuk naik kereta gantung, untung deh saya masih pake sepatu, soalnya rasanya kaki kayak yang mau jatuh, apalagi kalo pake sendal, bisa-bisa lepas juga nimpukin pengunjung yang ada di bawah, ahaha...  

6) Jurassic Park Rapids Adventure™ at The Lost World
Nah, yang ini seperti arung jeramnya Dufan, tapi dengan lintasan yang lebih ciamik dan yahud. Kami seakan memasuki taman Jurassic seperti yang di film-film itu sembari merasakan petualangannya, yang mana tiba-tiba para dinosaurus lepas dan kami harus dikejar-kejar T-Rex, dan mulailah kami berbasah-basahan di sana dengan terombang-ambing arus sungai buatan yang makin lama makin deras.


Near the Lost World
7) Lights, Camera, Action!™ Hosted by Steven Spielberg at 'New York'
Ini merupakan wahana terakhir kami, dimana kami seakan sedang menyaksikan proses pembuatan film, dimana terdapat sebuah kota yang sedang dihujam badai tsunami sampai akhirnya akibat derasnya gelombang laut yang menerpa kota itu, ada kabal besar yang terseret menuju kota. Well, namanya juga film, ya ngga beneran juga. Tapi kerenlah, apalagi kami sempat menikmati kata-kata pembuka dari Steven Spielbergnya langsung!

Dan begitulah akhirnya petulangan kami di USS berakhir, tentunya akhir kata kudu berterima kasih tiada henti pada Adis, walaupun akhirnya tidak bisa merasakan semua permainan di USS, tapi referensi wahana-wahana yang diprioritasin oke banget, walaupun pada akhirnya saya ngga banyak motret-motret, soalnya Adis dan Fahmy ini jalannya super kenceng banget! Jadi harap maklum ya, (walaupun kami harus merelakan ngga ikutan Meet and Greet dengan para karakter Madagascar) tapi tetap senantiasa bersyukur dengan adanya tiket VIP inih!! BUAHAHAHA.

Dinner at Palio, Italian Restaurant


Sebelumnya Mbak Anggi sudah menginformasikan bahwa kami sudah harus berkumpul lagi di lobby Festive Hotel pukul 7 malam, jadilah tepat ketika speaker-speaker di USS sudah mengingatkan (baca: mengusir) para pengunjungnya, tanpa ragu kami segera bergegas balik ke hotel dan ternyata para blogger memang sudah duluan di sana. Dan sayapun untuk pertama kali akhirnya bertemu juga dengan Adam dan Susan yang memang akan menemani saya jalan-jalan selama di Resorts World Sentosa.

Nyatanya duo blogger favorit saya bener-bener pantes banget diidolakan, hehehe, they're so kind and friendly, tetap menyapa saya yang sungguh terlihat culun dan rusuh. Dengan sabar mendengarkan cerita saya panjang lebar sepanjang perjalanan dari Bandung sampai akhirnya tiba di hotel.

Ketika sudah saatnya untuk jadwal makan malam. Mbak Anggipun mengajak kami menuju sebuah restoran Italia, Palio, yang berada tepat di seberang hotel kami, yaitu di Hotel Michael. Restorannya oke banget, dengan suasana yang remang-remang tapi tetap cozy, saya awalnya agak (baca: totally) ngga ngerti mau pesen apa. Kalau pesen steak kayaknya uda terlalu umum banget kan ya? Di Indo juga banyak kali, walaupun kemungkinan rasanya ngga se-autentik di sini.

Penasaran kan sama ini???
Tapi setelah diskusi sana-sini dengan Adam & Susan, akhirnya saya menjatuhkan pilihan hati saya pada menu makanan yang bernama Maialetto. Kinda susah bacanya ya.. Penasaran kan ini menu apaan? Kebetulan saya sudah pernah bahas tentang restoran dan masakan ini di postingan tersendiri, jadi demi menghemat waktu, cuusss.. Slahkan meluncur ke sini, ya.

Tested My Luck on Casino!


"Noniq, have you ever been to casino before," Tanya Adam.

Langsung saya jawab, belom. Tapi tetep sambil menambahkan "Tau sih, gimana modelnya kasino, kan sering nonton filem," Hihi, jawaban kayak gini kira-kira bisa diterima ngga ya? Yang jelas sih akhirnya Adam dan Susan ngajak saya ke kasino, dimana saya ngga tau teman-teman blogger yang lain pada ngapain lagi setelah makan malam. 

Untuk masuk ke kasino ini, pengunjung harus berpakaian rapi dan sopan serta menunjukkan paspor/identitas mereka. Awalnya sempat deg-degan sih, ya siapa tau saya dibilang di bawah umur #sok muda. Singkat kata, akhirnya, saya tau juga kasino yang asli itu kayak apa! Saya secara langsung melihat meja-meja bingo, baccarat, black jack, poker, roulette dan berbagai macam slots. Saya juga mengamati wajah para ibu dan bapak yang terlihat stress, ngga tidur semalaman demi menunggu nomornya menang. Dan yang membuat saya tersenyum adalah ketika membaca tulisan di stiker "Stop at the right time".

Setelah cukup lama berkeliling, Adam dan Susanpun menantang saya bermain slots, waduh ngga berani! Saya emang ngga bernyali. Tapi ya namanya makin penasaran kalo ngga nyoba, setelah bermain beberapa ronde, kesimpulan saya: ternyata mainan slots ini cukup seru juga ya.. Adam dan Susan beruntung bisa menang beberapa dolar - balik modal pula! Hahaha, tapi tetep inget: berhenti pada waktunya!

It was a great night. Tapi saya ngga sempat foto-foto karena memang di dalam kasino itu dilarang mengabil gambar. Saya hanya bisa memotret cek hasil menang slots dan mesin tuker uangnya aja/cashout. Mending nurut peraturan deh daripada kamera saya kena sita, hehehe...


Sabtu, 10 Mei 2014
Buffet Breakfast at Starz Restaurant, Hard Rock Hotel

Kalau Sabtu pagi biasanya saya harus sibuk bergegas kerja, berbeda dengan Sabtu kali ini, rasanya bangun pagi tidak pernah sesegar ini dan tubuh terasa enteng sekali. Terbangun di atas ranjang yang empuk, tv di hadapan saya juga sudah menyapa dengan drama Korea (yang akhirnya saya pindah ke saluran lagu-lagu). Rasanya tidak ada kemalasan ataupun enggan, apalagi begitu membuka pintu teras kamar terlihat pemandangan langit biru Singapura dihiasi kereta-kereta gantung. I'm so gonna ready for today.



Setelah bersiap, barulah saya menerima pesan dari Susan yang berisi tentang jadwal sarapan kami, janjian bertemu di lobby, saya, Adam dan Susan segera melangkah ke Hard Rock Hotel untuk menikmati sarapan di sana. Asyik ih, segala masakan ada! Mulai dari European, Chinese, Japanese, tinggal pilih, dan rasanya terjamin banget yummy!

Tapi yang paling asyik tentunya adalah bisa mengakrabkan diri dengan kedua blogger ini, iya donk, jarang-jarang bisa ada kesempatan langsung bertukar pikiran dengan blogger yang sudah hampir keliling dunia ini. Saya sih seneng aja menghisap ilmu mereka, semoga merekanya ngga jenuh saya tanya-tanyain mulu!


Dan serunya lagi, Adam dan Susan ini doyan icip-icip juga, makanya kegiatan makan bareng mereka selalu rame banget, they love trying new things; "Niq, uda nyoba ini blom? Kudu coba ini lho, ini juga..." Susan semangat banget deh kalo ngomporin soal makanan and their taste is really good indeed! Mulai dari kue-kue, yoghurt, buah, puding, everything... Hahaha...

Sabtu, 10 Mei 2014
Sightseeing at S.E.A Aquarium

S.E.A Aquarium, nih...
Usai sarapan kami kembali lagi ke hotel untuk akhirnya jalan lagi ke S.E.A Aquarium, akuarium yang digadang-gadang terbesar di Asia Tenggara. Ah, serius emang keren banget ini akuariumnya! Terdapat sekitar 10 zona berdasarkan perairannya yang menampilkan berbagai macam ikan yang unik. Kami menghabiskan waktu sekitar 3 jam berada di sini. Untuk cerita lebih lengkapnya saya sudah kisahkan di sini, selebihnya ada beberapa foto pembuka di bawah ini, hehehe.

With manta ray, Susan, and Easter Bunny.
Lunch At Ocean Restaurant


Nah, ini dia pengalaman yang paling mewah! Makan di restoran berdindingkan akuarium raksasa yang isinya ikan pari manta! Uahh! Seumur-umur ngga pernah ngebayangin bakal punya kesempatan seperti ini. Apalagi setau saya, restoran ginian baru ada di daerah Kepulauan Maladewa gitukan, yang jauh plus mahalnya amit-amit. Rasanya bersyukur banget deh bisa sampai ke sini dan merasakannya sendiri. Gratis pula, jadi boleh donk, ya kalau saya makin ndeso. Hahaha!

With blogger Adam and Susan from PergiDulu
Makanannya? Saya dijamu dengan hidangan utama lobster ravioli, dengan minuman semacam ekstrak daun mint + eucalyptus gitu atau apa ya? Dan makanan penutupnya: raspberry sorbet. Asli enak semuahhhh! Kurangnya adalah: porsinya dikit, wkwkwkw #dasar rakus.

Mint drink, lobster ravioli, and raspberry sorbet, Yummy!
Relaxing Myself at ESPA


Setelah kenyang dijamu dengan hidangan kelas atas, ternyata kemewahan tidak berakhir sampai disana, saya, Adam dan Susan masih diajak lagi 'bermalas-malasan' menuju ESPA, yaitu tempat spa. Ngapain coba? Ya dipijet lah... Hihihi, serius deh, saya aja aslinya di Bandung jarang banget ke tempat spa, ini sekalinya spa langsung diajakin ke rumah spa tarif internasional yang tarif per 45 menitnya 2 juta! Uwaaa...

Huff, disini emang asli seru abis sih, makanya cerita ini sudah duluan dipublikasikan. Tapi singkat cerita, saya diajak merasakan Hammam Massage, yaitu pijatan ala Turki yang unik dan bikin tubuh jadi lebih segar. Seperti apakah Hammam Massage itu? Temukan di tulisan saya yang lain ya..

Casual Dinner at Malaysian Food Street



Berbeda dengan kedelapan blogger lainnya yang mempunyai jadwal acara tersendiri, bisa dibilang memang jadwal "liburan akhir pekan" saya bersama Adam dan Susan ini yang paling santai dan menyenangkan, hihihi, walaupun mungkin di antara kami ada yang lebih tertarik tantangan yang lebih menegangkan,  tapi buat saya yang jarang weekend-an secara layak kayak gini, ini benar-benar weekend yang sudah lama saya tunggu-tunggu. Jadi tidak salah donk, ketika teman-teman blogger yang lain sudah pegal kaki gara-gara abis seseruan di USS, saya serta Adam dan Susan hanya bilang (plus dengan nada agak congkak):

"Kita mah abis pijat," Hahaha, bete ngga ya kira-kira kalo denger gituan?

Kami sempat berjalan-jalan sejenak menjajali beberapa toko souvenir di sekitar RSW, sebelum akhirnya menuju tempat makan malam di Malaysian Food Street. Perhatian! Di sini makanannya haram semua! Kecuali nasi briyani dan nasi lemak, jadi bagi yang muslim, ya pilihannya hanya itu aja. Menu saya malam itu Claypot Chicken Rice seharga S$ 8.50, basically nasi plus ayam semur tapi porsinya banyak banget (dan kenapa ngga halal adalah proses masaknya yang mengandung minyak babi)! Asli kudunya dimakan berdua sih, karena akhirnya saya ngga sanggup ngabisin makanan ini seorang diri. Hix. Makanan penutup kami adalah es cendol khas Malaysia, unik banget karena di dalamnya ada kacang merahnya. Recommended banget!

Claypot Chicken Rice, Es Jeruk, dan Es Cendol Kacang merah!
So, ngga terasa malam itu adalah malam terakhir saya bersama 10 blogger beruntung lainnya berakhir pekan di Singapore, rasanya masih ngga rela untuk harus cepat-cepat berpisah, tapi ya mau gimana lagi, semoga lain waktu bisa dipertemukan kembali! I feel so much grateful!

Minggu, 11 Mei 2014
Nice to Meet You All!

Pagi-pagi sejak jam 5 saya sudah bangun donk, berbeda dengan di Bandung, di Singapore ini langit masih gelap hingga jam 7 pagi! Tapi saya cukup menikmati detik-detik terakhir saya di kamar mewah Festive Hotel ini dengan berfoto selfie habis-habisan! Sampai akhirnya tepat jam 8 pagi saya menuju lobby untuk segera naik bus yang membawa kami ke Changi untuk kami semua kembali ke Indonesia.

Saya kembali satu penerbangan dengan Adis dan Fahmy. Adam dan Susah naik rute pesawat yang berbeda. Roy dan Sarah juga naik pesawat yang berbeda. Hanya Mbok Venus dan Mbak Astri yang melanjutkan perjalanan di Singapore satu hari lagi.
Sarah, me, Mbak Anggi, Mbak Astri, and Fahmy
Well, rasanya beruntung sekali bisa bertemu dengan mereka semua, semoga lain waktu bisa ketemu lagi - dan semoga mereka juga berkenan untuk saya bisa ngikut di petualangan mereka di lain waktu, hahaha!

Tuesday, July 22, 2014 10 comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me




Halo, selamat datang di blog saya. Nama saya Yosefien Moudy - biasa dipanggil 'Noniq'. Semoga teman-temin mendapat informasi yang dibutuhkan, kalau masih ada pertanyaan, boleh langsung menghubungi saya, cheers.

Follow Me

Labels

Beauty Culinary Travel

recent posts

Blog Archive

  • ►  2021 (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2020 (6)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (18)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (33)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (7)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (5)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2017 (65)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (4)
    • ►  June (5)
    • ►  May (8)
    • ►  April (10)
    • ►  March (5)
    • ►  February (6)
    • ►  January (5)
  • ►  2016 (84)
    • ►  December (11)
    • ►  November (4)
    • ►  October (13)
    • ►  September (9)
    • ►  August (8)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (7)
    • ►  February (5)
    • ►  January (5)
  • ►  2015 (68)
    • ►  December (4)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (7)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (7)
    • ►  April (7)
    • ►  March (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ▼  2014 (56)
    • ▼  December (2)
      • Wajib Dicoba di Hummingbird Eatery, Bandung
      • Review: Usir Bruntusan Dengan Vitacid 0.025%
    • ►  November (1)
      • Watch Your Back
    • ►  October (5)
      • Pungli Obyek Wisata: Nurut Berujung Bangkrut
      • Review: Nien's Corner, Latief Inn Bandung
      • Beda Profesi atau Seprofesi? Ini Kunci Tetap Akur ...
      • Review: Wardah Everyday Luminous Face Powder (Beig...
      • Stripped Dress by Kumickey
    • ►  September (3)
      • Into Dual
      • Reasons Why You Must Blog About Your Outfit
      • Review: Simply Stay Make Up by Mustika Ratu
    • ►  August (2)
      • Liburan ke Pantai Sawarna, Bayah, Rute Bandung
      • Collecting Hotel Bath Products: Yay or Nay?
    • ►  July (5)
      • Boots For Petite, Anyone?
      • My Lavish Weekend in Resorts World Sentosa
    • ►  June (5)
    • ►  May (2)
    • ►  April (10)
    • ►  March (9)
    • ►  February (7)
    • ►  January (5)
  • ►  2013 (50)
    • ►  December (6)
    • ►  November (7)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (12)
    • ►  July (6)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (1)
  • ►  2012 (33)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (5)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)

Created with by ThemeXpose