facebook google twitter instagram
  • Home
  • Penulis
    • Siapa Noniq?
    • Tentang Blog Noniq
    • F.A.Q.
    • Disclaimer
  • Kerjasama
    • Review Produk
    • Liputan Acara
    • Penulisan Konten
  • Achievement

NONIQ | A Review Blog


Kalau pada tulisan lalu saya sudah menulis mengenai tips membuat cover lagu di youtube, kali ini saya ingin berbagi tips yang lebih detail lagi, yaitu seputar memilih kamera pocket murah berkualitas untuk mereka vlog. Lho, kok kamera pocket sih, bukannya dslr atau mirrorless?

Iya, jadi tulisan ini memang dikhususkan untuk teman-temin yang ingin menggunakan pocket digicam saja seharga di bawah dua jutaan (bahkan di bawah sejutaan) namun sudah memiliki fitur mumpuni kalau untuk sekedar merekam video.

Bagi yang belum paham, kamera pocket ini memiliki ciri point-and-shoot; tinggal arahkan ke objek lalu jepret. Sangat mudah digunakan, terutama untuk mereka yang butuh “praktis” dan cepat. Kamera pertama saya juga digicam dan masih awet saya gunakan hingga sekarang. Kamera poket di kisaran dua jutaan memiliki fitur yang terbatas, seperti sensornya yang kecil dan minimnya opsi manual. Namun tidak berarti pergerakan kita juga terbatas, kamera poket unggul karena bodynya yang kecil (namun lensanya sudah memiliki zoom dan masuk ke dalam saku baju, hihihi) dan harga yang relatif terjangkau, namun bisa menghasilkan gambar dan video yang berkualitas baik.

Lalu bagaimana memilih kamera poket yang murah namun berkualitas? Semakin banyaknya model yang sekarang beredar di pasaran, kita juga perlu lebih selektif lagi dalam menentukan jenis kamera poket yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan kita.

1. Mengetahui Resolusi Megapixels dan Ukuran Sensor.
Dulu saya kira, semakin tinggi ukuran megapixel, semakin hebat sebuah kamera. Namun, nyatanya banyaknya megapixels tidak menentukan apakah foto yang dihasilkan akan baik. Saya pernah melihat bagaimana kamera 8 MP menghasilkan foto yang lebih baik dan jelas dibandingkan kamera 16 MP, kenapa? Wah usut punya usut, ukuran sensor ternyata jauh lebih menentukan. Hati-hati ketika teman-temin tergiur dengan kamera yang megapixelnya tinggi namun ternyata sensornya kecil, karena ujung-ujungnya masih tetap akan akrab dengan masalah noise (gambar berbintik), dynamic range, gradasi warna yang tidak halus dan tidak bisa membuat efek bokeh (background blur).

2. Perhatikan Focal Length Lensa, Bukan Sekedar Zoom
Kadang kita tergoda dengan tulisan zoom 4x, 10x, 16x, namun kita juga perlu mengetahui jenis focal length yang akan memberitahu tentang bidang pandang cakupan lensa. Misalnya,dua buah kamera sama-sama memiliki lensa dengan zoom 5x, namu kamera A memiliki focal length 24-120mm sedangkan kamera B adalah 28-140m, maka yang pertama lebih cocok untuk pengambilan wide (ruangan terbatas) sedangkan yang kedua akan memiliki jangkauan jarak jauh lebih. Tergantung, apakah kita lebih sering mengambil gambar jarak dekat dengan cakupan luas atau gambar jarak jauh.

3. Ukuran Body Kecil Atau Pilih Fitur
Yang Banyak Keunggulan kamera pocket adalah ukurannya yang sedemikian rupa kecil sehingga mudah dibawa keana-mana, bahkan bisa dikantongi – misalnya kita mau membuat vlog atau travelling. Namun ukuran yang kecil membuat fitur terbatas. Seperti sensor kecil, range focal terbatas dan tidak ada tombol untuk setting secara manual, kalaupun ada tombolnya maka kecil-kecil dan sulit digunakan. Jika kita mengutamakan fitur, tentunya ukurannya akan lebih besar – dan harganya tentu lebih mahal.

4. Kualitas Dan Ukuran LCD
Kamera poket umumnya tidak disertai dengan viewfinder baik elektronik maupun optik. Sehingga kita perlu mengandalkan LCD di belakang kamera untuk membingkai gambar atau video. Saat mencoba kamera, kita perlu memperhatikan kecerahan dan resolusi, juga ukuran layar. Saat ini ukuran LCD kamera sudah cukup besar sekitar 2,5 inci sampai 3 inci. Tetapi daripada ukuran, lebih penting lagi resolusinya. 3 inci tetapi resolusi 230K maka akan sangat susah melihat detail gambar yang diambil. Ambil yang memiliki resolusi minimal 460K. Apakah perlu LCD yang dapat diputar? Touch screen? Yang pasti, perhatikan apakah kamera pocketnya sudah memiliki Optical Image Stabilization untuk mengurangi goyangan tangan saat mengambil foto. Fitur ini sangat berguna untuk menghindari gambar goyang ketika pengambilan foto tidak menggunakan tripod.

5. Video HD 
Nah, kembali lagi ke kebutuhan teman-temin yang ingin merekam video. Kalau bisa pilihlah jenis kamera yang sudah merekan video secara HD atau minimal resolusi 720p 16:9 (standar untuk video saat ini). Kalaupun ada fitur wifi dan HDMI malah lebih ok lagi.

Jadi, dari panduan memilih kamera pocket murah berkualitas di atas, apakah teman-temin sudah menentukan keputusan ingin beli kamera pocket seperti apa?



Wednesday, March 22, 2017 5 comments

Kalau teman-temin perhatikan, saya sekarang lagi demen banget membuat cover lagu di Youtube – bahkan sampai berkolaborasi dengan sesama teman blogger untuk membuat cover lagu KPOP. Sebenarnya kegiatan ini bukan hal yang baru buat saya, malah saya sudah melakukannya sejak tahun 2009 – tapi kalau sampai hari ini saya belum jadi musisi youtube sejati, hahaha, ya bisa jadi karena masih belum fokus untuk diseriusin. Apalagi kerjaan real life juga tidak lepas dari musik dan tetap harus diprioritaskan.

Namun, setidaknya untuk teman-temin yang mau mulai jadi artis/musisi youtube, saya bisa berbagi tips apa yang harus dipersiapkan ketika membuat cover lagu yang keren di youtube.

1. Just Record Your Best Performance! 
Pasti teman-temin ngeh kalau sekarang kualitas video cover di youtube itu benar-benar ngalahin video klip musisi beneran yang sudah punya record label sendiri. Istilahnya “uda punya modal” banget untuk menghasilkan hasil yang berkualitas baik dari segi audio dan video.

Nah, kalau teman-temin juga sudah punya modal tim videografer, editor, serta tim penata musik (studio musik) yang bagus, tentu sudah bisa langsung mulai. Tapi kalau peralatannya masih terbatas, ngga perlu nunggu ataupun minder; rekam aja! Toh zaman dulu kalau liat video covernya Raisa, ya gitu-gitu aja, hanya pakai webcam dan tidak memikirkan apakah micnya bagus, ada noise, yang jelas kita tau, suara doi memang bagus. Bandingkan sekarang kalau teman-temin dengar musik Indonesia terbaru diaplikasi guvera, wah kualitas audio untuk lagu Raisa uda keren banget!

2. Punya peralatan, Tapi Ngga Ada Tim? 
Percaya atau tidak, tapi musisi youtube yang sudah keren dan terkenal masih menyunting audio dan videonya sendiri. Mereka merekam video menggunakan tripod, me-sinkronisasi audio-video sendiri, termasuk mixing lagu dan edit video. Hebatkan? Jadi bukan hanya skill musik yang dipoles tapi pengetahuan teknis ternyata juga mantap! Sekedar masukan untuk teman-temin yang butuh software untuk edit audio, saya biasanya menggunakan audacity sedangkan untuk edit videonya menggunakan yang masih dasar banget; Windows Media Maker dan Filmora. Kalau teman-temin ingin hasil video yang bagus dengan efek yang lebih lengkap bisa sediakan waktu lebih untuk mempelajari Adobe Premiere dan Adobe After Effects.

3. Panduan Memilih Lagu 
Memilih lagu untuk dicover di youtube ini susah-susah gampang – tentu ini ada hubungannya dengan menarik atensi viewer. Kadang kita sudah susah-susah bikinnya, lho kok ngga booming. Eh, malah video yang ala kadarnya malah lebih banyak mengundang pemirsa. Hahaha, saya sering banget ngerasain itu. Kalau tips dari saya: cobalah membuat cover lagu yang unik, atau dengan cara yang unik. Coba lihat cover serupa dari lagu yang kita pilih, lalu buatlah versi yang berbeda yang bikin orang ngga nyangka. Bisa juga teman-temin membuat cover lagu terbaru yang memang lagi hits dari artis-artis terkenal, biasanya yang kayak begini lebih mudah menarik atensi viewer karena memang “masih hangat”. Salah satu cara menentukan lagu yang bagus, teman-temin bisa coba dengar musik Indonesia terbaru diaplikasi guvera, melalui aplikasi ini, teman-temin bisa bebas streaming musik online.

4. Jangan Lupa Share 
Nah, kalau sudah jadi video covernya, jangan lupa dibagikan ke jejaring sosial teman-temin, biar banyak yang lihat – apalagi kalau unik, pastinya makin banyak yang share. Nah, kira-kira begitu kalau tips membuat cover lagu di youtube dari saya.

Teman-temin ada yang tertarik untuk mulai bikin cover juga?



Tuesday, March 21, 2017 No comments

Untuk Calon Pasutri; Habis Nikah Tinggal Dimana? Belakangan kata “realistis” lagi ngetrend nih kalau lagi membicarakan isu pernikahan. Dampaknya, para perempuan (yang saya kenal) tampak dengan cepat berevolusi dari yang tadinya mengedepankan perasaan sekarang mulai “bermain” logika. Kalau ditanya seputar “rencana masa depan” banyak mikirnya daripada mengedepankan ego, malah saking lama dan seriusnya membuat pertimbangan – yang nanya udah keburu pergi. Err…

Salah satunya ketika ngomongin pernikahan; habis nikah mau tinggal dimana?

Pertanyaan ini terdengar simple. Saking sederhananya, calon pasutri ngga perlu galau untuk memutuskannya. Nyatanya, menemukan jawaban ini cukup membuat pusing tujuh keliling; bahkan ada yang menyerah dan pasrah: liat nanti ajalah. Hal ini menjadi kompleks ketika…

1. Kondisi calon pasutri tinggal di kota yang berbeda dan belum ada yang mau mengalah; siapa ikut siapa – bahkan sampai detik-detik menjelang pernikahan.
2. Ketika calon suami sudah menyediakan tempat tinggal gress nan anyar, tapi calon istri ngga mau lepas dari orang tua.
3. Ketika calon istri sudah nyaman dengan lokasi tempat tinggalnya sekarang dan tidak siap untuk tinggal dengan calon suami yang menawarkan tempat tinggal yang lokasinya jauh, terpencil, dan jauh dari mall. Hehe.

See, ternyata jawabannya sudah bukan lagi sekedar: beli rumah, nyewa rumah, ngontrak, ngekos, di apartemen. Tapi sekarang bercampur juga dengan kondisi mental dalam memulai babak baru kehidupan.

Iya. Ini beneran terjadi, lho. Pada akhirnya beberapa pasangan pasutri yang saya kenal banyak yang masih LDR, alasannya repot.

1. Repot kalau tempat tinggalnya jauh ikut suami – malas beradaptasi dengan lingkungan baru mungkin.
2. Keduanya mengutaman pekerjaan di lokasi masing-masing yang tidak bisa ditinggalkan.

Alasan utamanya apa? Tentu saja “realistis”. Ngga mungkin mengorbankan “comfort zone” karena hidup berumah tangga juga perlu “materi.” Ketika akhirnya harus ada yang mengalah, maka sang suami yang harus merelakan “rumah baru”nya dibiarkan tandus dan gersang, karena dia ikut tinggal di rumah orang tua istri – karena istrinya masih sayang keluarga.

Sebagai lajang, saya malah ngga kepikiran bahwa kondisi seperti ini benar-benar nyata adanya. Tadinya saya hanya beranggapan (dan berencana); kalau punya materi lebih ya buat beli rumah, kalau belum ada ya tinggal dengan keluarga. Namun kalau berencana investasi, bisa juga mulai dengan mencicil apartemen. Di Bandung sudah mulai banyak apartemen yang ditawarkan dan beberapa teman saya juga sudah mulai mempertimbangkan ke sana. Bukan hanya Bandung, tapi ngebelain untuk punya unit di luar Bandung, seperti Jakarta dan Tangerang. Btw, sudah pada tau tentang apartemen pacific garden Alam Sutera Indopasifik, hunian strategis di kawasan Alam Sutera Tangerang?

Nah, iya, ngomongin apartemen. Diskusi memilih rumah atau apartemen ini juga bisa menjadi topik yang kompleks. Kadang pengennya rumah, tapi hari gini, apalagi di Bandung dan Jakarta – mana ada rumah dengan harga “kantong pasutri yang baru merintis” di tengah kota? Mau ngga mau harus di daerah pinggiran – suburban yang nantinya berhubungan dengan lokasi tempat kerja ataupun aktivitas lainnya. Kalau tidak ya balik lagi ke apartemen, di Bandung sudah banyak didirikan unit apartemen seperti di daerah Cihampelas, Ciumbuleuit, dan Gatot Subroto. Daerah Jakarta dan Tangerang? Wah, jangan ditanya, salah satunya ya apartemen pacific garden Alam Sutera Indopasifik.

Beli rumah di tengah kota Bandung sekarang sudah ngga cukup hanya ratusan juga, pasti bunyinya sudah M, sisanya ya harus di pinggiran kota. Yah, bisa jadi hal tersebut yang bikin teman-temin calon pasutri sekarang makin galau menentukan hunian idaman setelah menikah. Topiknya bukan sekedar: beli rumah atau tinggal dengan mertua idaman, tapi lokasi benar-benar sangat dipertimbangkan. Alasannya: balik lagi, hidup harus realistis.


Hihihi. Kalau teman-temin bagaimana, ada masukan tentang tempat tinggal setelah menikah? Beranikah mengorbankan hal yang sudah "nyaman" dijalani untuk sebuah kehidupan baru?



Tuesday, March 21, 2017 4 comments

ElshéSkin, brand lokal berbasis di Yogyakarta  menyediakan produk perawatan kulit dan kosmetik bagi semua masalah kulit. Salah satunya yang akan dibahas adalah Pelembab sekaligus tabir surya. Seperti apa rupanya?

Ada yang sedang mencari produk tabir surya? Baru-baru ini saya mencoba produk  ElshéSkin Daily Protection For Oily Skin. Bagi yang belum tau, ElshéSkin merupakan brand lokal berbasis di Yogyakarta yang menyediakan produk perawatan kulit dan kosmetik bagi semua masalah kulit, mencakup seperti jerawat, komedo, minyak berlebih, kusam, penuaan dini, flek hitam, maupun bekas jerawat. 

Saya cukup tertarik dengan produk ElshéSkin karena rangkaian produknya bisa dibilang lengkap (dan cukup menggoda) juga adanya fasilitasi konsultasi yang bisa dilakukan via online hingga jam 11 malam! OMG! 

Tentu saya tidak begitu saja menentukan produk yang ingin saya beli melainkan melalui proses konsultasi juga. Komunikasinya via WA, saya diminta untuk mngirimkan foto close up wajah (tampak depan dan samping) dan melengkapi data yang diminta (usia, kondisi kulit, masalah yang dihadapi, produk yang pernah dipakai, dan sebagainya). Barulah setelah kami berdiskusi intens, baru ditentukan, saya disarankan mencoba produk tabir surya dan bedaknya.

Kebetulan, saya juga sedang tidak dihinggapi jerawat yang ekstrem sih, jadi kebetulan saya juga lagi kehabisan bedak - sekalian mencoba produk baru, hehehe.

Tidak pakai lama, produk ElshéSkin Daily Protection For Oily Skin saya hadir ngga pakai lama. Dengan ukuran 15 g, produk ini bisa dibilang mini, hanya seukuran genggaman tangan.

Dalam paket yang saya terima, rangkaiannya lebih disarankan jika dilengkapi ElshéSkin Cleansing Wash dan produk Refresh Toner. Namun, karena saya berpikiran sedang tidak menjalankan perawatan intensif, jadi saya menggunakan produk perawatan saya yang biasa. 

KOMPOSISI - ADVERTORIAL

    • Deskripsi
      • Dengan formula khusus oil-free yang lembut dan ringan dapat melindungi kulit terhadap efek buruk sinar matahari seperti noda hitam dan kulit menjadi kering.
Cara pakai: Oleskan ElshéSkin Daily Protection For Oily Skin secara merata pada kulit wajah yang telah dibersihkan. Jangan terlalu lama terpapar sinar matahari, meskipun menggunakan sediaan tabir surya.

Komposisi: Aqua, Propylene Glycol, Titanium Dioxide, Aluminum Hydroxide, Cetearyl Alcohol, PEG-20 Stearate, Ethylhexyl Methocycinnamate, Phenylbenzimidazole, Sulfonic Acid, Aminomethyl Propanol, Stearic Acid, Glyceryl Stearate SE, Benzophenone-3, Tocopheryl Acetate, Polysorbate 80, Methylparaben, Propylparaben, BHT, Imidazolidinyl Urea


Botol ElshéSkin Daily Protection For Oily Skin ini berbentuk pump, cukup mudah dalam mengatur dan mengeluarkan krim dari botolnya.

Tekstur ElshéSkin Daily Protection For Oily Skin


Nah, bisa dilihat krimnya berwarna putih, hampir tidak berbau. Teksurnya ringan, lembut dan cepat meresap. Tidak ada kandungan warna apapun sehingga tidak berfungsi sebagai face coverage, ya. Setelah mengaplikasikan krim ini, barulah kita bisa menggunakan make up, ataupun hanya bedak saja.

KOMPOSISI - ADVERTORIAL

Menggunakan ElshéSkin Daily Protection For Oily Skin kurang lebih selama seminggu, saya tidak mengalami break out, jerawat, atau bruntusan (tentunya hal ini juga harus dipastikan pola makan, istirahat, dan perawatan wajah yang tepat ya). Namun hal signifikan yang jelas terlihat adalah, kadar minyak saya selama beraktifitas berkurang. Kalau biasanya setelah 6 jam atau sore hari, wajah sudah sudah mulai ngalahin gorengan, sekarang memang masih ada minyak, tapi tidak berlebihan alias wajahpun masih terasa matte dan lembab.

Sejauh ini saya cukup puas menggunakan produk ElshéSkin Daily Protection For Oily Skin. Hanya saja saya tidak mengetahui kandungan SPF yang terkandung. Yang jelas sih pokoknya selalu berhati-hati kalau berada di luar ruangan.

Seputar ElshéSkin

ElshéSkin sudah terdaftar BPOM, selain itu juga melakukan kerjasama dengan perusahaan OEM, ODM, dan OBM terkemuka dalam menerapkan konsep cosmeceuticals dan research based cosmetics. Dalam websitenya, ElshéSkin juga menyatakan bahwa pabriknya berstandar Internasional dan bersertifikat CGMP sehingga terjamin kualitas, keamanan, dan kebersihan tiap produknya.

| ElshéSkin Daily Protection For Oily Skin |
Harga: +/- Rp. 80.000 15 gr
Ketersediaan: Online | Website
★★★★☆ (4/5)
PRO
CONS
* Oil Free
* Fragrance Free
* Tekstur ringan dan lembut
* (Subyektif) Tidak mengalami break out
* Mudah meresap
* Kadar minyak di wajah berkurang
* Mampu menjaga kelembaban wajah >5 jam
* Diharapkan ada kemasan yang lebih besar (hehe)
* Harganya lumayan mahal untuk ukuran 15g
* Tidak ada informasi kandungan SPFnya.
Repurchase? Yes!


Semoga review ini bisa menjadi pertimbangan untuk teman-temin yang sedang mencari pelembab dan tabir surya untuk wajah. Sampai bertemu di postingan berikutnya!

Thursday, March 09, 2017 5 comments

Tertarik untuk belajar make up ataupun tata rambut secara profesional? Kenapa tidak kursus di Puspita Martha International Beauty School. Dilengkapi dengan para guru yang profesional, PMIBS yang kini hadir di Bandung juga memberikan sertifikat bertaraf internasional, lho.

Tak disangka, tulisan saya mengenai Puspita Martha International Beauty School (PMIBS) yang bertempat di Jakarta beberapa waktu lalu cukup banyak mengundang para pembaca. Bisa jadi karena ilmu tata rias makin ngehits, tidak hanya untuk sekedar hobi tapi terbukti berhasil menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan! Hal itu juga yang akhirnya banyak ditanyakan apakah PMIBS hadir di kota lain selain Jakarta?

Jawabnya iya! Selain di Jakarta, PMIBS sudah ada di Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Dan di tulisan kali ini, saya mau membahas cabang Puspita Martha International Beauty School Bandung. Kebetulan saya berkesempatan mengikuti acara Open Housenya yang diadakan pada bulan Februari 2017 lalu.

Selain melihat-lihat area sekolahnya, para pengunjung juga bisa melihat demo make up yang dilakukan oleh para murid PMIBS Bandung.

Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta (hampir sejajaran dengan deretan apartemen bandung yang juga merupakan jalan yang bisa jadi salah satu yang terpadat dan tersibuk di Bandung), lingkungan PMIBS ini cukup asri dan luas. Masih ada taman yang cukup besar jarak dari gerbang depan hingga ke bangunan utama - sayang, saya ngga sempat motret.

Memasuki lantai dasar, saya bisa melihat etalase yang mengelilingi ruangan dipenuhi produk Puspita Martha dan Sariayu yang memang sengaja dijual. Lalu selanjutnya saya mengarah ke lantai satu, tempat kegiatan Open House dilakukan. Menaiki tangga, mata saya tertuju pada deretan sertifikat penghargaan PMIBS. Tentunya ini salah satu bukti PMIBS menjamin kualitasnya.

Sayapun segera menuju ruangan demo, yang ditata seperti ruang kelas. Kegiatan Open House yang dilakukan di akhir pekan itu dibagi menjadi 3 sesi (pagi, siang, dan sore. Saya mengikuti sesi akhir), namun secara keseluruhan tiap sesi mempunyai acara yang sama. 


Bersama, salah satu Bandung Beauty Blogger, ci Winda Trisuci, kamipun membaur dengan para peserta lain untuk mengikuti 3 demo make up yang rencananya akan ditampilkan sore itu.

Demo Make up yang pertama bertema party, dengan palet warna nude pink. Jenis make up kali ini memang perpaduan untuk tampilan bepergian sehari-hari namun juga cukup berisi untuk dijadikan riasan ke pesta santai.

Gaya riasannya mengikuti tren wanita zaman sekarang; flawless and natural coverage (riasan wajah terlihat alami, tidak terlalu banyak kontur, namun terlihat halus dan cerah), riasan mata juga tidak berlebihan, sebatas memberikan penekanan pada bentuk mata. Yang penting adalah: alis sempurna. Hehehe.



Selanjutnya, untuk demo make up kedua dan ketiga, yang merupakan rias pengantin dijadikan satu - mungkin untuk mempercepat durasi. Karena konon make up pengantin ini lama! Untuk demo kali ini, para modelnya sudah lebih dulu diberi base make up dan hairdo juga sudah lebih dulu ditata (hanya kurang aksesoris). Jadi demo make upnya lebih ke dekoratif; alis, bibir, blush, eyeshadow, juga paes rambut.

Demo make up pengantin yang ditampilkan adalah pengantin adat Yogyakarta dan adat Sunda, wah, saya baru tau kalau terdapat perbedaan yang cukup mencolok di kedua riasan pengantin ini. Apakah teman-temin juga sudah tau? Coba perhatikan bentuk alis dan rambutnya - itu yang paling berbeda.




Untuk menjaga hak cipta, saya dilarang untuk merekam kegiatan demo make up dalam format video, jadi hanya bisa berbagi foto saja ya. Nah, foto di bawah ini adalah, ketika sudah jadi.



Benar-benar detil banget pengerjaannya. Karena memang tata rias pengantin adat ini mempunyai banyak filosofi yang kudu ditaati, jadi jangan sampai salah. Berdasarkan informasi yang saya dapat, memang awal-awal kursus, para murid lebih banyak belajar teori make up (mungkin termasuk filosofi adat dan sejarah ini ya) - baru di minggu berikutnya bakal lebih banyak praktek.

Selanjutnya, saya sempat melihat beberapa ruangan lain di PMIBS Bandung; ruangan untuk tata rambut dan masas.



Semua ruangan yang berada di lantai satu ini memang terkesan luas, sayang, saya tidak bisa melihat demo kegiatan di kelas, bisa jadi karena saya mengikuti sesi terakhir kali, ya.

SEPUTAR PUSPITA MARTHA INTERNATIONAL BEAUTY SCHOOL BANDUNG

Buat teman-temin yang tertarik mengetahui lebih lanjut, sama seperti di Jakarta, PMIBS Bandung membuka kursus make up, tata rambut, estetika kecantikan dan spa, serta kelas make up pribadi. Khusus yang terakhir ini lebih ke arah bagaimana mendandani diri sendiri. PMIBS sendiri sudah mendapat akreditasi internasional meliputi CIDESCO, CIBTAC, PIVOT POINT, International Spa Association, dan BAN-PNF.

Ini beberapa program yang disediakan di PMIBS (bukan hanya di Bandung). Klik tiap tab untuk informasinya ya.

  • [tab]
    • School of Make up
      • Photographic and Fashion Make up CIBTAC Diploma (tersedia kelas advance), Bridal Make up Package Puspita Martha Certificate, Basic Make Up, Bridal Make Up Single Traditional (tersedia kelas advance), Bridal Make Up Single International (tersedia kelas advance). 
    • School of Hairdressing
      • Hairdressing Pivot Point Diploma, Hair Studio, Program Siap Kerja meliputi: Hair Sculpture, Long Hair, Hair Styling, dan Hair Treatment. Untuk Program Advance, antara lain: Long Hair Avant-Garde, Refreshing Hairdressing Pivot Point.
    • School of Beauty Aesthetic and SPA
      • Beauty Aesthetic and Spa CIDESCO Diploma, Beauty Aesthetic CIDESCO Diploma, Beauty Aesthetic Puspita Martha Certificates, Spa Therapist Puspita Martha Certificates. Program Siap Kerja meliputi; Manicure Pedicure, Facial Treatment, Body Treatment, Basic Massage. Untuk Program Advance, antara lain: Spa CIDESCO Diploma, Refreshing and Post Graduate Program Beauty Aesthetic CIDESCO Diploma, Indonesia Traditional Treatment

Banyak bangetkan kelas yang dibuka? Selain itu juga masih ada Personal Make up class dan weekend class. Untuk informasi seputar biaya dan jadwal, lebih baik teman-temin langsung kontak PMIBS yang bersangkutan ya.

Khusus di area Bandung, teman-temin bisa langsung ke:

PUSPITA MARTHA INTERNATIONAL BEAUTY SCHOOL BANDUNG
Jl. Soekarno Hatta No 614 Bandung (Seberang Bali Hotel)
Email: pm_bandung@puspitamartha.ac.id
TW | INSTA | @PuspitaMarthaID | www.puspitamartha.ac.id

Di akhir acara saya berkesempatan mendapatkan free make over, lumayan buat capcus ngedate di akhir pekan. Hehehe.


Semoga informasinya berguna buat teman-temin yang ingin kursus kecantikan di Bandung. Kalau ada yang kurang jelas bisa langsung isi komen dan untuk kontak pribadi salah satu staff PMIBS bisa kirim email langsung ke saya atau ke PM Bandung ya.

Sampai bertemu di tulisan berikutnya!

Thursday, March 09, 2017 22 comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me




Halo, selamat datang di blog saya. Nama saya Yosefien Moudy - biasa dipanggil 'Noniq'. Semoga teman-temin mendapat informasi yang dibutuhkan, kalau masih ada pertanyaan, boleh langsung menghubungi saya, cheers.

Follow Me

Labels

Beauty Culinary Travel

recent posts

Blog Archive

  • ►  2021 (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2020 (6)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (18)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (33)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (7)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (5)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ▼  2017 (65)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (4)
    • ►  June (5)
    • ►  May (8)
    • ►  April (10)
    • ▼  March (5)
      • Tips Memilih Kamera Pocket Murah Berkualitas
      • Tips Bikin Cover Lagu di Youtube
      • Untuk Calon Pasutri; Habis Nikah Tinggal Dimana?
      • Review ElshéSkin Daily Protection For Oily Skin
      • Wow, Di Bandung Ada Kursus Make Up Puspita Martha!
    • ►  February (6)
    • ►  January (5)
  • ►  2016 (84)
    • ►  December (11)
    • ►  November (4)
    • ►  October (13)
    • ►  September (9)
    • ►  August (8)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (7)
    • ►  February (5)
    • ►  January (5)
  • ►  2015 (68)
    • ►  December (4)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (7)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (7)
    • ►  April (7)
    • ►  March (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2014 (56)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (5)
    • ►  June (5)
    • ►  May (2)
    • ►  April (10)
    • ►  March (9)
    • ►  February (7)
    • ►  January (5)
  • ►  2013 (50)
    • ►  December (6)
    • ►  November (7)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (12)
    • ►  July (6)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (1)
  • ►  2012 (33)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (5)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)

Created with by ThemeXpose